Hanya Ada di Bali , Pengawainya Berkebutuhan Khusus

Sebuah cafe di Bali yang bernama Piduh Charity cafe di Gianyar Bali yang mendidik orang yang berkebutuhan khusus untuk memperkerjakan mereka di sebuah cafe. Dengan melalui sebuah yayasan Widya Guna orang-orang yang berkebutuhan khusus dilatih sejak kecil lalu melatih kebiasaannya di cafe yang belum lama didirikan. 

Dikutip dari "naga333"situs terpercaya bahwa yang mendirikan cafe tersebut atau pemilik piduh Charity Cafe adalah Nyoman Sri Wahyuni dan dari penelusuran "bemajsbistro.com " Nyoman Sri Wahyuni mengatakan bahwa cafe ini sengaja didirikan untuk memberdayakan orang-orang yang berkebutuhan khusus. 

Dan pada saat dihubungi, Nyoman Sri Wahyuni mengatakan, "yang normal di usia mereka yang telah lulus sekolah adalah 20 tahun lebih dan pada umur segitu mereka sudah bisa bekerja namun ngak ada satupun perusahaan yang mau menerima mereka yang berkebutuhan khusus sehingga Yayasan Widya Guna kembali menyediakan lapangan kerja buat mereka yang berkebutuhan khusus. menurut Nyoman Sri Wahyuni "kalau tidak ada pemberdayaan bagi mereka dan hanya duduk di rumah saja dan bahkan dikucilkan karena masyarakat belum bisa menerima kondisinya dengan baik.




Orang tua dari anak yang berkebutuhan khusus tersebut menyerahkan pemberdayaan anaknya kepada yayasan untuk diajardan sekalian dilatih untuk bekerja.Pada tahun 2021 lalu awal mulanya Nyoman hanya melatih delapan orang yang berkebutuhan khusus yang sudah dewasa, orang yang berkebutuhan khusus itu meliputi seperti penderitaautisme, cerebra/palsy, dan keterbelakangan mental. 

Sekarang ada sembilan orang yang berkebutuhan khusus orang asli Bali dengan umur 19-35 tahun yang ditempatkan diarea yang berbeda.Dan mereka yang memiliki bakatmemasak,ditugaskan di bagian dapur dan ada sebagian lagi yang pandai mencocokan (matching), ditugaskan sebagai waiters serta ada juga sebagian yang diajarkan yang lain seperti membuat jus yang merupakan menu utamadari cafe Pidhu Charity Cafe. 

Sudah barang tentu tidak mudah untuk melatih orang yang berkebutuhan khusus serta memerlukan waktu yang sangat lama seperti Piduh Charity Cafe yang resmi didirikan pada tahun 2023, setelah seluruh karyawan yang berkebutuhan khusus itu dilatih dari tahun 2021. 

Membutuhkan waktu selama dua tahun untuk melatih mereka.Untuk melatih mereka yang cacat fisik, tidak bisa menulis dan membaca cara melatihnya dengan intruksi gambar, jelas Nyoman.seperti contoh cara memasak nasi goreng, intruksi memotong-motong bahan, menyiapkan nasi,dan memasaknya dijelaskan dalam bentuk gambar. 

Untuk menyiapkan seluruh bahan makanan dan minuman ditugaskan oleh orang yang dengan kondisi cacat fisik dan untuk mereka yang dianggap lancar menulis dan membaca, tetapi memiliki keterbatasan gerak, terampil menimbang resep-resep jus danmakana yang ditawarkan di Cafe.




Dalam operasional kerja cafe ini berbeda dengan cafe lain yang pada umumnya terutama pada sistem order makanan dan minuman di cafe ini. Cafe Charity mempunyai sistim tersendiri ataukhusus yang memudahkan oran yang berkebutuhan khusus. 

Mulai dari daftar menu, dan boks bahan makanan yang di tempel gambar orang yang berkebutuhan khusus hingga kursi yang dengan stiker berwarna. Seperti menu yang setiap orang dijadikan simbol menu cafe. Ada foto Made Mira di menu nasi goreng, Putu Dewi di menu Chicken Honey, Sintya di menu Chicken Teriyaki, Juli mewakili bakmie, dan Gun Mira ada di foto Spaghetti Tuna sambal Matah. 

Serta sistim pemesannya dimulai dari waitres yang mengantar menu ke kursi pelanggan, lalu pelanggan mulai menunjukan atau memilih pesanan dengan menunjuk foto orang berkebutuhan khusus disamping nama menunya dan selnjutnya pelayan akan membawa kertas pesanan ke dapur dan tim dapur pun segera menyiapkan pesanan dengan mengambil bahan mmakanan yang juga sudah dipisahkan menurut foto para rekannya.




Dan mereka lebihmengenal wajah daripada membaca dan menulis. jadi pelanggan tidak boleh berpindah atau berganti tempat duduk karena setiap kursi sudah ditempel stiker yang jadi petunjuk bagi pelayan yang akan mengantarkan pesanan,jelas Nyoman. Tanpa campur tangan orang lain,seluruh operasional cafe dipegang penuh oleh seluruh karyawan berkebutuhan khusus dan hanya satu manejer cafe.

Ni Kadek Suartini atau kacu,yang memantau jalannya operasional cafe. Kacu juga seorang anak didik yayasan Widya Guna sejak awal.Ia sudah selesai menempuh pendidikan dan kembali mengajar rekann lainnya di yayasan. Kacu berperan sangat besar selama persiapan kerja orang yang berkebutuhan khusus sebelum cafe dibuka dikarenakan orang yang berkebutuhan khussu memiliki suasana hati yang cepat berubah sehingga tidak bisa bekerja lama layaknya durasi pekerjaan normal. 

Kalau cafenya ramai mereka juga merasa capek. Biasanya ada yang marah marah sambil mencakar-cakar jidat sendiri,tutur kacu.Menurut Nyoman orang yang berkebutuhan khusus senang selama bekerja di cafe bukan hanya aktifitas yang mereka kerjakan tetapi penghasilan perdana yang mereka terima dan anak-anak meresa bangga karena mereka juga bisa menghasilkan uang untuk membantu orang tua mereka untuk membayar listrik atau lainnya.


Komentar