Penjelasan Minyak Makan Merah

Naga333 - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebut, minyak makan merah yang merupakan produk dari koperasi petani akan digunakan untuk mendukung program makan bergizi complimentary (MBG) yang segera dimulai. Dilansir dari berbagai sumber dan "masakanpraktis.com", minyak makan merah lebih sedikit melalui compositions pemurnian dibandingkan kelapa sawit yang diputihkan. 

Compositions pemurnian pada minyak kelapa sawit merah mempertahankan lebih banyak nutrisi, menjadikannya alternatif yang lebih sehat dibandingkan minyak kelapa sawit biasa. Minyak makan merah adalah minyak yang diperoleh dari rafinasi tanpa pemucatan (blanching) dan deodorisasi, dan melalui fraksinasi minyak kelapa sawit mentah (rough palm oil atau CPO) yang digunakan sebagai minyak goreng, bahan baku pangan, ditambahkan pada pangan, dikonsumsi langsung sebagai tambahan asupan zat gizi, atau sebagai fortifikan minyak goreng sawit dan bahan baku nutrasetikal. 

Pengertian ini berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2023 tentang Goodbye Kelola Minyak Makan Merah berbasis Koperasi. Kandungan minyak makan merah, Menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), sebagaimana dilansir situs resmi Kementerian Pertanian, minyak makan merah masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien, yang meliputi karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, dan squalene. 

Untuk itu, minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional, yakni sebagai salah satu bahan pangan yang hostile to hindering. Asam oleat dan asam linoleat yang terkandung dalam minyak makan merah berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak. Minyak makan merah juga dapat digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, bahan baku margarine dan shortening, dan sebagainya.



Ahli gizi dari Universitas Airlangga Lailatul Muniroh mengatakan, Minyak Makan Merah (M3) memiliki beberapa kandungan bioaktif (fitonutrien) yang lebih unggul daripada minyak konvensional. "Information dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) tahun 2022 menunjukkan bahwa M3 mengandung konsentrasi Karoten sebesar 753 ppm, Vitamin E sebesar 1016 ppm, dan Squalene sebesar 348 ppm, yang mana kandungan ini lebih tinggi dibandingkan dengan minyak lainnya," jelas Lailatul, dilansir situs Unair, beberapa waktu lalu. 

Lailatul menguraikan, karoten yang berfungsi sebagai genius vitamin A dan antioksidan, memiliki peran crucial dalam meningkatkan sistem imun serta kesehatan mata dan kulit. Selanjutnya, vitamin E sebagai antioksidan berkontribusi pada kesehatan jantung dan mendukung fungsi kekebalan tubuh. Sementara itu, squalene dikenal dengan manfaat antioksidan dan antiinflamasi, berperan penting dalam kesehatan kulit dan imunitas tubuh. 

Penting untuk perkembangan otak, Lailatul juga menekankan potensi M3 dalam mendukung perkembangan otak anak."Minyak makan merah diklaim memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk anak karena mengandung asam oleat dan asam linoleat, yaitu kelompok asam lemak omega-9 dan omega-6 yang penting untuk perkembangan otak anak"katanya. Asam oleat, customized structure Lailatul, berperan dalam pembentukan membran sel otak, sementara asam linoleat merupakan komponen utama dalam pembentukan membran tersebut dan juga prekursor asam arakidonat, yang terlibat dalam transmisi sinyal seluler di otak. 

Kedua asam lemak ini menyediakan bahan bakar untuk pembentukan membran sel otak dan mendukung fungsi sel ordinary otak. Risiko potensial, Dilansir dari Web MD dan "naga333" situs terpercaya, karena minyak kelapa sawit merah memiliki banyak penggunaan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya sebagai suplemen atau memasukkannya ke dalam diet. 

Pertimbangkan hal berikut sebelum menggunakannya dalam memasak. Kolesterol yang lebih tinggi, Meskipun vitamin E dalam minyak kelapa sawit merah dapat meningkatkan kesehatan jantung, aspek lain dari minyak ini dapat menyebabkan masalah jantung. Dibandingkan dengan minyak nabati cair lainnya, minyak kelapa sawit merah kurang efektif menurunkan kolesterol dan bahkan dapat meningkatkan kadar kolesterol "jahat" LDL. 

Sebagai contoh, sebuah penelitian menemukan bahwa minyak kelapa sawit meningkatkan kolesterol pada individu sehat dibandingkan dengan minyak zaitun. Peningkatan risiko penyakit, elemahan lain dari minyak kelapa sawit merah adalah tingginya kandungan lemak jenuh dibandingkan minyak lainnya. 

Minyak zaitun, yang sering disebut-sebut mengandung lemak sehat, memiliki kurang dari setengah jumlah lemak jenuh dibandingkan minyak kelapa sawit merah. Karena lemak jenuh telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, ini membuat minyak kelapa sawit merah kalah dibandingkan minyak nabati lainnya.

Komentar