Perbaiki Kualitas Tidur Dengan Sinar Matahari

Beberapa Tanda Otak Masih Segar Meski Usia Bertambah

Naga333 - Pernahkah Anda merasa lebih muda atau lebih tua dari usia yang tertera di kartu identitas Anda? Hal ini wajar saja. Bermain gim video dengan anak-anak, misalnya, dapat membuat seseorang yang berusia 42 tahun merasa seperti remaja sekali lagi. 

Di sisi lain, pulang naik MRT setelah seharian rapat dapat membuat tubuh terasa seperti milik orang berusia 70 tahun. Penelusuran "avalonfire.org" dan "naga333" situs terpercaya, menurut sains, perbedaan usia bukan sekadar perasaan. 

Otak manusia mungkin menua pada tingkat yang berbeda dari usia kronologisnya. Artinya, meskipun tubuh kita berusia 40-an, otak masih bisa segar seperti orang berusia 30 tahun, atau sebaliknya, menua lebih cepat. Faktor-faktor seperti kesehatan, gaya hidup, dan bahkan kepribadian juga memengaruhi usia biologis otak kita. 

Jadi, bagaimana kita bisa tahu apakah otak kita masih muda dan aktif atau sudah mulai melambat? Berikut tiga tanda penting yang bisa menjadi petunjuknya: Merasa lebih muda dari usia kronologis, Usia subjektif, atau perasaan kita tentang usia kita, sebenarnya dapat mencerminkan kesehatan otak kita. 

Menurut sebuah penelitian di Korea Selatan, orang yang merasa lebih muda dari usia sebenarnya memiliki struktur otak yang lebih sehat dan otak mereka menua lebih lambat. Salah satu alasannya adalah orang lebih aktif secara fisik dan mental saat mereka masih muda. Aktivitas ini telah terbukti berperan besar dalam menjaga kesehatan dan vitalitas otak seiring bertambahnya usia. Tanda lain otak muda adalah kemampuan berbicara dalam dua bahasa atau lebih (bilingualisme).



Orang bilingual memiliki koneksi saraf yang lebih terspesialisasi dan efektif, menurut penelitian dari Kanada dan Spanyol. Otak menjadi terbiasa memilih dan menyaring informasi dengan cepat saat bahasa diubah, yang menghemat energi dan memperlambat penuaan kognitif. Selain itu, orang bilingual cenderung kurang bergantung pada bagian frontal otak yang menua dengan cepat, sehingga mereka lebih terlindungi dari risiko demensia. 

Mempraktikkan mindfulness dan hidup penuh kesadaran. Meditasi dan aktivitas berbasis kesadaran lainnya tidak hanya membantu menenangkan pikiran tetapi juga melindungi otak secara fisik. Menurut kerja sama antara UCLA dan Universitas Nasional Australia, kesadaran membantu menjaga materi abu-abu, wilayah otak penting yang terlibat dalam memori dan pengambilan keputusan. Meditasi melindungi sistem kekebalan otak dengan mengurangi stres. 

Bahkan, aktivitas ini dapat merangsang pertumbuhan cabang dendritik, yang membuat sel-sel otak berkomunikasi lebih baik. Akibatnya, otak tetap aktif, mudah beradaptasi, dan secara fungsional lebih muda. Menjaga fungsi otak, Penuaan otak tidak dapat dihindari, dan penelitian menunjukkan bahwa hal itu dapat mencapai puncaknya pada usia 57, 70, dan 78 tahun. Meskipun tidak semua orang mengalami penurunan kognitif atau masalah kesehatan otak lainnya, penting untuk memahami cara menjaga fungsi otak kita. 

Perhatikan berapa lama Anda tidur selain menjalani hidup sehat dengan tidak merokok atau minum alkohol, makan makanan sehat, dan berolahraga secara teratur. Kurang tidur telah terbukti memperlambat dan menua otak kita. Melibatkan otak dalam berbagai kegiatan juga telah terbukti efektif dalam menjaga pemikiran tetap tajam. 

Melakukan berbagai kegiatan, baik fisik maupun mental, memberikan rangsangan baru bagi otak untuk terus belajar dan beradaptasi. Semakin banyak pengalaman yang kita jelajahi, semakin banyak jalur saraf yang dibangun. Daripada terjebak dalam rutinitas yang monoton, memberi otak ruang untuk mencoba hal-hal baru adalah salah satu hadiah terbaik yang dapat kita berikan untuk menjaga otak tetap sehat dan muda.


Komentar